Kenapa startup fintech lending pertanian bermasalah
Empat tahun yg lalu, saya terpana melihat perkembangan pendanaan di petani oleh fintech lending, yang saya ketahui masalah dari hilir dan hulu di sektor agrikultur sangat kompleks.
Saat ini, bermunculan berita di media online tentang kredit macet startup yang memberikan pinjaman di agrilkultur, seperti igrowth, tanijoy, crowde, angon dan vestifarm. Sangat disayangkan, mengingatkan mereka merupakan solusi bagi para petani yang selama ini kesulitan akses pinjaman perbankan.
Membuka catatan lama, berikut permasalahan yang dihadapin para petani :
a. Kualitas hasil panen yang tidak konsisten, ini di sebabkan minimnya pemanfaatan teknologi menyangkut nutrisi dan penggunaan bahan kimia.
b. Masa panen yang serentak, harga langsung anjlok di tengkulak karena supply lebih banyak di waktu yang bersamaan.
c. cuaca yang ekstrem, seperti angin dan hujan yang terus menerus.
d. Hama tanaman
untuk 4 hal ini bisa di selesaikan dengan pembuatan “Green house” dengan memanfaatkan uang pinjaman fintech lending. Mungkin di awal akan terasa berat, tapi dalam jangka panjang bisa meningkatkan efisiensi dan produksi.
Untuk masalah lainnya, menyangkut masalah personal petani tersebut;
a. Kondisi kebutuhan hidup yang minus, sehingga uang dipakai untuk konsumsi sehari-hari.
b. Pengelolaan yang kurang baik, sehingga tidak optimal panen hingga merugi
c. Terjebak dalam investasi bodong atau di scam oleh teman/ tetangga/keluarga /informasi media
Untuk masalah kelompok kedua ini, menurut saya pentingnya pendampingan atau mitra dari startup agritech. Bukan hanya sebatas di pendanaaan dan penjualaan, tapi memberikan edukasi tentang pengelolaan uang, waktu dan investasi
Pendampingan yang dilakukan oleh dinas pertanian sudah berdampak baik, tapi hanya sekedar penyuluhan informasi tanpa menyentuh akar permasaalahan dalamnya.
Untuk penjualan, semua petani udah tidak kesulitan; akses informasi yang mudah, banyak aplikasi e-grocery dan akses transportasi yang semakin mudah. Jika masalah di harga? kembali lagi ke kelompok pertama diatas.
Bagaimana tindakan startup lending fintech untuk selesaikan kredit yang macet?? paling nagih yaa… untuk tindakan ektrem seperti kekerasan, penyitaan dan pengancaman sudah tidak bisa dilakukan.
Petani di negara ini di anggap sebagai wong cilik yang jujur, baik dan tidak berdaya. Jika ada video penagihan yang ekstrem dan teredar di media tiktok, IG, fb dan lainnya.. wah bisa langsung viral dan sangat membahayakan institusi startup yang harus jaga reputasi di mata shareholders dan para lender.
Solusi terbaik ke depan, petani butuh mitra dalam penggunaan teknologi alat pertanian, pengolahan nutrisi dan hama, green house dan cold storage dan penegakan hukum berkeadilan untuk para mafia supply chain hasil pertanian.
Kota Tangerang, 30 September 2022